YAHUDI ORTODOKS
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
“Yudhaisme”
Dosen pengampu:
Maufur, MA
Disusun oleh:
Binti Nadhiroh (933110713)
Perbandingan Agama
Ushuluddin dan Ilmu Sosial
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Kediri
2015
- Latar Belakang
Ketika kita mendengar nama Yahudi
Orthodoks, dalam benak kita langsung membayangkan hal yang kuno dan tertinggal.
Orthodoks mengakui garis dari keyahudian hal ini berarti yahudi hanya mengakui
seseorang yang lahir dari laki-laki yahudi dan wanita yahudi, selainnya tidak.
Yahudi orthodoks ini menggunakan kitab
taurat sebagai pedoman dalam menjalankan hidup sehari-hari. Kelompok Yahudi
orthoks sering disebut dengan kelompok Yahudi Ultra-Orthodoks. Kelompok ini dalam menjalankan ritual peribadatan
memiliki kemiripan dengan orang islam. Selain itu, kelompok Yahudi orthodoks
ini berpenampilan serba hitam dan menutupi seluruh anggota tubuh kecuali mata
untuk kaum wanita.
- Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah Yahudi Orthodoks?
2.
Bagaimana
Pengertian Yahudi Orthodoks?
3.
Bagaimana ritual
beribadah Yahudi Orthodoks?
- Sejarah Singkat Yahudi Orthodoks
Menurut
seorang pemerhati Yudhaisme yang juga seorang Master Judaic Studies,
Chaviva Gordon-Bennett, kata Haredi berasal dari bahasa Ibrani
(Harada) yang artinya “karena takut” dan dapat definisikan sebagai “one who
trembles in awe of God”. Haredi meyakini bahwa Tuhan telah menulis kitab Taurat,
mereka ketat sekali mengamalkan Hukum Yahudi (disebut Halaska) dan
menolak mencampurkan dengan hal-hal yang sifatnya kontemporer.
Kelompok
Yahudi Haredi adalah kelompok Yahudi Ortodoks yang paling konservatif. Pengikut
Yahudi atau Yahudisme Haredi dijuluki sebagai Haredi. Kadang mereka
disebut juga dengan Ultra-Ortodoks, walaupun mereka sendiri sebenarnya
tidak mau dinamai dengan sebutan itu.
Haredi
hanya mengakui garis keturunan Yahudi yang lahir dari rahim wanita Yahudi yang
menikah dengan pria Yahudi. Selain dari itu, mereka tidak mengakuinya. Berbeda
dengan beberapa sekte lain di kalangan Yahudi, yang masih mengakui garis Yahudi,
walaupun sudah ada campuran dengan yang bukan darah Yahudi.
Pada
tahun 1890 muncul ide Zionisme, para elit Yahudi mulai mengajak dan merekrut
pendukung paham Zionisme pada kaum Yahudi, baik di Eropa maupun Amerika.
Sebagian besar orang Yahudi ortodoks kala itu menentang, karena mereka percaya
bahwa negara Yahudi akan muncul dengan campur tangan “ilahi”. Dari situlah
kelompok-kelompok konservatif Yahudi bermunculan.
Pada
abad ke-19, akibat arus industrialisasi yang terjadi di Eropa, menyebabkan
lahirnya kelompok-kelompok Yahudi yang anti-sekulerisme dan mereka mengisolasi
diri. Pimpinan Haredi yang ternama pada era itu adalah tokoh-tokoh di Eropa
Timur seperti Rabbi Chaim Volozhin (1749-1821) dan Rabbi Yisrael Meir Kagan,
atau lebih dikenal dengan nama Chofetz Chaim (1838-1933).
Kandidat
doktor jurusan Studi Budaya (Cultural Studies) di Universitas Minnesota, AS,
yang mempelajari literatur perbandingan tentang budaya Yahudi, Raysh Weiss,
memaparkan fenomena gerakan Yahudi ultra-ortodoks terjadi di Polandia pada
tahun 1912. Terbentuknya Agudas Yisroel, yaitu sebuah gerakan sosial Yahudi
adalah salah satu tanda munculnya perlawanan dari kelompok Yahudi
ultra-ortodoks.
Organisasi
itu dibuat untuk menghadang arus sekularisasi yang semakin meningkat di kalangan
Yahudi di seluruh dunia, Agudas Yisroel bertujuan menjaga dan memelihara ajaran
Taurat, dibentuk atas koalisi kelompok Yahudi Hasidim dan Mitnagdim, yaitu dua
kubu utama Yahudi Haredi yang sebelumnya berseteru. Organisasi ini berfungsi
sebagai payung Yahudi ultra-ortodoks yang menentang gerakan Zionis.[1]
Kaum
utra-Orthodoks menentang Zionisme politik dengan sengit. Rabbi Moshe Schonfed,
misalnya, berpendapat bahwa Zionisme menyebabkan genosida terhadap kaum Yahudi
dengan menghancurkan basis reigius dan spiritual untuk eksistensi Yahudi. Rabbi
Moshe Leib-Hirsch meringkas tingkat penentangan Neturei Karta terhadap Zionisme
dengan menyatakan, “Kami tidak akan menerima Negara Zionis bahkan jika
orang-orang Arab mau menerimanya.”
Pada
januari 1986, Central Rabbinical Congress non-Zionis dari Amerika Serikat dan
Kanada, mewakili kaum Yahudi Orthodoks dan Hasidis, mengeluarkan sebuah
pernyataan yang menyerang Zionisme dan Kebijakan Israil terhadap Palestina.
Pernyataan itu antara lain:
Merupakan tugas kami
untuk mencela mereka yang memanggil nama Tuhan dengan sia-sia. Merupakan
kewajiban sucu kami dan tanggung jawab moral kami untuk menyeru kepada mereka:
berhenti menggunakan kepalsuan dan bid’ah ini untuk membenarkan diri kalian dan
perilaku kalian. Iman yahudi, sebagaimana yang telah diturunkan oleh Tuhan
kepada nenek moyang kita tidak akan pernah menyetujui doktrin-doktrin Zionis
dan Nasionalistis Negara Israel. Doktrin-doktrin palsu ini tersusun dari
ateisme dan zionisme anti-agama, ideologi-ideologi yang asing bagi agama
Yahudi. Jangan sampai mereka disalahtanggapi oleh dunia sebagai orang Yahudi.[2]
- Pengertian Yahudi Orthodoks
Yahudi
orthodoks Adalah golongan umat yahudi yang masih berpegang teguh dan taat
sepenuhnya kepada tradisi-tradisi lama mereka. Mereka tetap berkeyakinan, bahwa
seluruh isi Taurat, mutlak diwahyukan oleh Tuhan kepada nabi Musa. Sebab itu
mereka mengamalkan dan tetap menerima semua hukum Musa, termasuk semua
larangan-larangannya. Juga setia mensucikan waktu Sabbath. Mereka tetap memakai
bahasa Yahudi dalam upacara-upacara kebaktian di Synagogue. Mereka mendirikan sekolah-sekolah
khusus, untuk mendidik dan mengajarkan sejarah yahudi dan dasar-dasar bahasa Yahudi
kepada anak-anak mereka.[3]
Umat
Yahudi Orthodoks adalah pengikut tradisional dari yudhaisme rabinik yang
menganggap diri mereka satu-satunya pemegang teguh iman Israel. Yudhaisme orthodoks
menekankan keaslian wahyu dalam kitab suci, khususnya Taurat, dan kekuasaan
hukum para rabi dengan interprestasinya dalam Talmud. Umat yahudi ortodoks berkewajiban memelihara 613 perintah
taurat, yang disebut mitzuot. Pada
satu batasan tentang umat ortodoks, mereka adalah Yahudi Ultra-Ortodoks mereka
yang takut pada Allah dan hukum-Nya. Pada batasan lain, mereka adalah orang
ortodoks modern, yang mengikuti pengajaran Samuel Raphael Hirsch (1808-88),
rabi dan para ahli pikir Jerman, dan mempercayai perpaduan antara Taurat serta
ajaran Barat.[4]
- Ritual Yahudi Ortodoks
Kelompok
haredi mengisolasi diri dari masyarakat luas, mereka membatasi kontak dengan
dunia luar. Kehidupan mereka hanya seputar mempelajari Taurat, berdo’a dan
bergaul dengan keluarga. Mereka menjauhi televisi, internet, film, dan hal-hal
modern lain. Mereka cenderung memiliki perekonomian sendiri, sistem pendidikan,
pelayanan kesehatan, dan lembaga-lembaga kesejahteraan yang melayani pinjaman
bebas bunga untuk keperluan rumah tangga. Di Israel Haredi dibebaskan dari
wajib militer. Pakaian khas Haredi membantu untuk mengisolasi komunitas mereka.
Mereka berpakaian seperti nenek moyang mereka di Eropa pada abad ke-18 dan
ke-19.
Para
lelaki cenderung memakai jas hitam dengan kemeja putih, dan menutupi kepala
mereka dengan topi warna hitam bertopi lebar. Para pria juga umumnya memiliki
jenggot. Sedangkan wanitanya berpakaian tertutup, lengan dan kaki tertutup, dan
setelah menikah mereka menutup rambut dengan wig, topi, kerudung, bahkan cadar.
Wanita
Haredi tak akan berbicara dengan pria yang bukan anggota keluarganya (dalam
Islam mahromnya). Mereka tidak bersalaman dengan lawan jenis kecuali keluarganya
atau saudara sekandung. Sistem di sekolah yahudi orthodoks juga memisahkan
ruangan dan aktivitas antara murid wanita dan pria.
Ada
beberapa ritual yang dijalankan kelompok Yahudi Orthodoks dalam manjalankan
kehidupan sehari-hari. Salah satu ritualnya adalah:
1. Ritual
Kaparot, yaitu sebuah tradisi ritual keagamaan Yahudi yang dilakukan
pada hari Libur Besar. Ritual itu dilakukan sebagai penghapusan dosa.
Praktiknya dengan memegang pundak ayam dan memutar-mutarkan ke leher tiga kali.
Hal itu diyakini untuk memindahkan dosa-dosa kepada ayam, kemudian ayam
dipotong dan dagingnya diberikan kepada kaum miskin untuk dimakan pada perayaan
sebelum hari raya Yom Kippur, hari yang dianggap paling suci dalam agama
Yahudi.
2. Orang-orang
Yahudi seperti semua orang pada umumnya. Bagi mereka hari pernikahan adalah
hari paling penting dalam kehidupan mereka. Inilah ritual dalam pernikahan
yaitu:
a. Yahudi
Ortodoks memiliki Shadchan (Ibrani: "mak comblang") untuk mengatur
pernikahan, namun sebagian besar orang Yahudi saat memilih pasangan mereka
sendiri. Setelah menerima proposal pernikahan, kedua pasang orangtua adalah
yang pertama untuk diberitahu. Setelah orang tua, selanjutnya menghubungi rabi.
b. Sebagian
rabi memerlukan konseling pranikah - terutama jika pasangan praktek dari berbagai
cabang Yudaisme. Jika hal ini terjadi, pastikan antar kedua pasangan melakukan
komunikasi untuk menemukan kompromi yang sehat.
c. Hari
ini, orang-orang Yahudi memiliki perjanjian pranikah untuk melindungi wanita
dari menjadi agunah (Ibrani: “wanita dirantai”). Dengan cara ini, jika
perkawinan tidak berhasil, dia bisa menerima surat cerai tanpa harus melaporkan
suaminya ke pengadilan rabi. Ketika suami Yahudi tidak memberikan istrinya
surat cerai, dia tidak bisa menikah lagi, dan pengadilan rabbi dapat mengucilkan
suaminya dari komunitas Yahudi.
d. Sebelum
pernikahan, pasangan menandatangani ketubah (Ibrani: "kawin kontrak")
di hadapan 2 saksi Yahudi. Ini melibatkan kewajiban suami kepada istrinya.
Dalam upacara tersebut, yang ditandatangani ketubah dibaca. Ketubah bisa dalam
bahasa Ibrani saja atau bilingual.
e. Pernikahan
Yahudi berlangsung di bawah chuppah (Ibrani: "kanopi"), yang
melambangkan rumah baru pasangan itu setelah mereka menikah. Chuppah adalah
pada 4 tiang dan dapat dihiasi dengan tulisan Ibrani, tirai, dan bunga.
f. Ashenazi
Yahudi menutupi wajah pengantin wanita dengan kerudung, yang mengingatkan
orang-orang Yahudi tentang bagaimana Yakub ditipu oleh Laban menjadi menikahi
Leah sebelum Rachel. Sephardi Yahudi tidak melakukan upacara ini.
g. Selama
prosesi pernikahan, di Yahudi Orthodoks, pengantin pria yang dikawal oleh kedua
ayah dan pengantin wanita yang dikawal oleh kedua ibu. Cabang-cabang lain dari
Yudaisme memiliki pengantin dikawal oleh orang tua mereka. Selain anggota keluarga langsung duduk di pinggir
lapangan, dan bahkan kakek-nenek dapat mengambil bagian dalam prosesi. Mereka
dapat berdiri atau duduk di kursi. Jika orang tua dan kakek-nenek sudah
meninggal, rabbi yang menentukan apa yang harus dilaksanakan oleh kedua
pasangan tersebut.
h. Kelompok Ashkenazi Yahudi pengantin berjalan
dalam 7 lingkaran di sekitar pengantin pria, mengingatkan orang-orang Yahudi
bahwa seorang wanita harus mengelilingi seorang pria. Kelompok Sephardi Yahudi
tidak melakukan upacara ini.
i.
Rabbi mengatakan
berkat atas anggur, dan beberapa minuman dari gelas anggur yang sama. Cincin
kawin Yahudi berupa emas polos tanpa hiasan apapun, dan pasangan mengatakan: “Lihatlah
Anda yang disucikan untuk saya dengan cincin ini menurut hukum Musa dan
Israel" Sebuah kutipan dari Songs of Songs: Ani l'dodi, ve li dodi
(Ibrani: "Saya kekasihku dan kekasihku adalah milikku") dinyanyikan,
dan berkat bisa tertulis di dalam cincin.
j.
The Sheva
Brachot (Ibrani: "Tujuh Berkat") dibacakan oleh rabi, penyanyi, atau
oleh tamu terpilih yang dipanggil secara individual. Setelah itu, pasangan
minum dari cangkir anggur yang sama.
k. Pada
akhir upacara, pengantin pria istirahat gelas anggur dengan kakinya. Dalam
Reformasi Yudaisme, kedua mempelai dapat mematahkan gelas anggur bersama-sama.
Kebiasaan ini mengingatkan orang-orang Yahudi dari penghancuran Bait Suci di
Yerusalem, dan mengingatkan pasangan bahwa pernikahan dapat rusak. Yahudi
Ortodoks tidak mencium setelah upacara, tetapi cabang-cabang lain dari Yudaisme
memungkinkan berciuman.
l.
Setelah upacara,
Yahudi Ashkenazi berlatih Yichud (Ibrani: "Kebersamaan" atau
"Khalwat") selama 10 sampai 20 menit. Ini melambangkan pasangan yang
baru menikah berada sendirian untuk pertama kalinya. Yahudi Sephardic tidak
memiliki kebiasaan ini.
m. Selama
resepsi pernikahan, ada 5 tarian Yahudi utama: The Krenzl, The Mizinke, The
Hora, The gladdening Bride, dan The Mitzvah Tantz. A 1-Man Orchestra Yahudi,
Yahudi Band, DJ atau Yahudi sudah akan memiliki lagu yang tersedia, dan pada
Ortodoks Yahudi pernikahan, pria dan wanita menari secara terpisah.
n. Setelah
makan dalam pernikahan, Birkat Hamazon (Ibrani: "Rahmat Setelah
Makan") dibacakan, diikuti oleh Sheva Brachot (Ibrani: "Tujuh
Berkat"). Setelah doa, berkat atas anggur dibacakan, dengan 2 gelas anggur
dituangkan ke-3 dalam, melambangkan terciptanya kehidupan baru bersama-sama.
Kue pengantin akan parve jika daging disajikan. Jika tidak, itu bisa menjadi
susu.[5]
Kesimpulan
Yahudi
Orthodoks awal muncul ketika kaum Zionisme mulai mengajak dan merekrut orang
Yahudi untuk mengikuti faham mereka. Hal inilah yang membuat orang yahudi
terutama Yahudi Orthodoks menentang zionisme, kelompok ini golongan yang taat
terhadap ajaran Taurat. Mereka meyakini bahwa Taurat itu wahyu yang diturunka
kepada Nabi Musa dan mereka mengamalkan dan menaati hukum dalam kitab Taurat.
Kelompok
Yahudi Orthodoks membatasi kehidupannya dari dunia luar, dalam kehidupan
sehari-hari mereka hanya berdo’a dan mempelajari Taurat dan bergaul dengan
keluarga. Sedangkan hal ini dalam islam sering disebut Zuhud atau Sufi klasik.
Dalam
kelompok yahudi Orthodoks mereka memiliki ritual atau tatacara dalam beribadah.
Misalnya dalam hal menghapus dosa. Mereka menggunakan seekor ayam untuk
menghapus dosa mereka, setelah itu ayam tersebut disembelih dan dagingnya
diberikan kepada orang-orang miskin. Selain itu dalam pernikahan mereka
melakukannya mirip dengan orang islam, yaitu mempelai wanita memakai hijab da
nada saksi dari kedua mempelai. Dan ketika resepsi mempelai wanita tidak boleh
keluar, yang melakukan resepsi dari hanya dari kaum laki-laki.
Daftar
Pustaka
Asy’ari, Arif. Mengungkap Kelompok Yahudi Orthodox Haredi. 22 September 2014.
diakses 29 September 2015. pukul. 06:14 AM
Priyanto, Haris. Kebiadaban Zionisme Israel: Kesaksian Orang-Orang Yahudi. Bandung:
Mizan. 2009
Ali,
Mukti H.A. Agama Yahudi. Yogyakarta: Bagus Arafah.1982
Keene,
Michael Agama-Agama Dunia.
Yokyakarta: Kanisius, 2006.
Tradisi
dan Ritual Perkawinan Masyarakat Yahudi Ortodoks,
diakses 01 Oktober 2015, 12:34
[1]
Arif Asy’ari, Mengungkap Kelompok Yahudi Orthodox
Haredi,22 September 2014, diakses 29 September 2015, pukul, 06:14 AM
[2]
Haris Priyanto, Kebiadaban Zionisme Israel: Kesaksian Orang-Orang Yahudi, (Bandung:
Mizan, 2009), h. 87-88.
[3] H.A. Mukti Ali, Agama Yahudi, (Yogyakarta: Bagus Arafah,
1982), h.204.
[4] Michael keene, Agama-Agama Dunia, (Yokyakarta: Kanisius,
2006), h.62.
yahudi tu kitab sucinya apa dik
BalasHapusoh iya taurat tapi di tulis perjanjian lama di wikipedia
BalasHapus